Chacha Lazuardi

Foto-Foto seagames


sumber: radarsukabumi.com



sumber: bola.net


sumber: bacain.com
Sistem Penilaian Skor Sea Games ke-XXVI
Sebanyak 11 dari 44 cabang olahraga (cabor) SEA Games, terancam tidak realtime dalam menayangkan hasil pertandingan, padahal dengan menggunakan swiss timing seharusnya, data dan hasil pertandingan bisa disakikan secara online dan real time sesaat setelah setiap laga berakhir.



“Sebab perusahaan yang menangani 11 cabor ini, kami nilai tidak kompeten. Mereka tidak bisa melakukan pekerjaan dengan menggabungkan games management system (GMS) dan games result system (PRS), untuk membuat hasil pertandingan bersifat real time,” jelas Ketua Bidang Promosi Deputi II, Ahmad Rizal dalam jumpa persnya di KONI Sumsel, Minggu (16/10/2011).

Menurut dia, IT pertandingan 11 cabor ini dipegang perusahaan asal Malaysia, WSL, konsorsium dari PT Maxxima yang melakukan afiliasi dalam pengerjaan IT SEA Games. Sayang, WSL, murni perusahaan IT dan tidak menguasai perdetail tiap-tiap system teknologi dari masing-masing pertandingan 11 cabor yang mereka pegang.

“Sebab setiap system dari masing-masing cabor seharusnya ditangani operator yang benar-benar mengerti, karena system atau alat tiap-tiap cabor berbeda dan spesial, sedangkan mereka mengaku tidak terlalu mengerti, itu hasil terakhir dari komunikasi kami,” jelasnya.

Adapun menurut Rizal, 11 cabor yang terancam tidak dapat real time yakni, 7 cabor yang ada di Palembang seperti aquatik, menembak, fin swiming, tenis lapangan, tinju, voli indoor dan senam. Sementara 4 cabor di Jakarta yakni, balap sepeda velodrom, dayung tradisional, cenoeing, dan rowing.

“Mereka adalah pemenang tender di Laos tempo hari, namun di Laos tidak menggunakan teknologi canggih seperti swiss timing, scoring board dan system online yang real time. Penghitungannya masih dilakukan secara manual. Sementara kita sudah menggunakan system peralatan canggih itu,” jelasnya.

Apalagi dalam komunikasi terakhir, pihak WSL tidak dapat mengintegrasikan pekerjaan dengan menggabungkan games management system (GMS) dan games result system (PRS) yang menjadi kunci dari real timenya sebuah laga.

“Sebab dengan peralatan canggih itu, ketika laga usia hasilnya langsung tayang secara real time di papan scoring board ataupun di televisi secara langsung, para penonton atau pemirsa dapat mengetahui secara langsung hasil pertandingan,” jelasnya.

Tetapi dengan kondisi saat ini, bisa jadi perhitungan pertandingan dilakukan manual, sehingga perangkat itu harus dientry manual untuk dapat ditayangkan di scoreboard.

“Karena entri manual, maka terjadi penundaan penayangan,” jelasnya.

Secara terpisah Sekretaris Umum Pengprov Perbakin, Dolok Pasaribu juga menegaskan, jika melihat kapasitas perusahaan itu, venue menembak di Sumsel yang menggunakan sistem digital terancam tidak bisa real time.

“Maka kami minta nantinya dari pihak Kemenpora dan Inasoc Pusat untuk menyikapi hal ini bagaimana baiknya,” jelas Dolok.

Sementara Sekjen PB PRSI, Tonny P Sastramiharja bahkan beraksi lebih keras lagi. Dia menegaskan jika WSL tidak mampu menggunakan system GRS dan GMS sesuai dengan spesifikasi aquatik berdasarkan alat swiss timing, maka mereka akan menolak WSL mengerjan system IT pada cabor aquatik.

Ditambahkan Ahmad Rizal, untuk 33 cabor SEAG lainnya, system perhitungan ditangani langsung perusahaan dari Cina yang memang berpengalaman dan memiliki tenaga-tenaga ahli secara spesifikasi berdasarkan system para 33 cabor.
Sedangkan 11 cabor ditangani WSL, perusahaan IT asal Malaysia.

“Hal inilah yang akan kami pertanyakan, Selasa nanti kami akan ke Jakarta menanyakan langsung kepada Kemenpora dan Inasoc usat,” jelasnya.

Sumber : www.sripoku.com -

gonna be myFollowers